Skip to content

surauEMKA

مَا زِلتَ طالبًا

Menu
  • Home
  • Pendidikan
  • Ke-NU-an
  • Bahtsul Masail
  • PKB
  • Kitab Kuning
    • Ihya Ulumuddin
    • Nashoihul Ibad
    • Idhotun Nasyiin
    • Jurumiyah
    • Alala
    • Akhlaq lil Banin
Menu
Ihya Ulumuddin

Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 3)

Posted on October 25, 2025December 17, 2025 by Pengging Suluhbumi
Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
كَيْفَ Kata tanya (bagaimana) Bagaimana
بَدَأَ Fi’il madhi (telah memulai) Memulai
سبحانه وتعالى Dho’ir (Dia Mahasuci dan Mahatinggi) Mahasuci dan Mahatinggi
بِنَفْسِهِ Jar majrur (dengan Diri-Nya) Dengan Diri-Nya
وَثَنَّى Huruf athof (dan kemudian), fi’il madhi (mengiringi/menjadikan yang kedua) Dan mengiringi (yang kedua)
بِالْمَلَائِكَةِ Jar majrur (dengan para malaikat) Dengan para malaikat
وَثَلَّثَ Huruf athof (dan kemudian), fi’il madhi (mengiringi/menjadikan yang ketiga) Dan mengiringi (yang ketiga)
بِأَهْلِ Jar majrur (dengan pemilik) Dengan para pemilik
الْعِلْمِ Mudhof ilaih (ilmu) Ilmu
وَنَاهِيكَ Wawu athof (dan), fi’il amr (cukuplah bagimu) Dan cukuplah bagimu
بِهَذَا Jar majrur (dengan ini) Dengan ini
شَرَفًا Tamyiz (kemuliaan) Kemuliaan
وَفَضْلًا Huruf athof (dan), ma’thuf (keutamaan) Dan keutamaan
وجلاء Huruf athof (dan), ma’thuf (kejelasan/keterangan) Dan kejelasan
ونبلًا Huruf athof (dan), ma’thuf (keluhuran) Dan keluhuran
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
كَيْفَ بَدَأَ سبحانه وتعالى بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِالْمَلَائِكَةِ وَثَلَّثَ بِأَهْلِ الْعِلْمِ وَنَاهِيكَ بِهَذَا شَرَفًا وَفَضْلًا وجلاء ونبلًا Bagaimana Allah Subhanah wa Ta’ala memulai dengan Diri-Nya sendiri, kemudian mengiringi dengan para malaikat, dan mengiringi (yang ketiga) dengan para ahli ilmu. Dan cukuplah bagimu ini sebagai kemuliaan, keutamaan, kejelasan, dan keluhuran.

Penjelasan: Paragraf ini menyoroti kedudukan mulia para ahli ilmu dengan membandingkan urutan penyebutan Allah dalam beberapa konteks. Dikatakan bahwa Allah memulai dengan Diri-Nya, kemudian para malaikat, dan setelah itu ahli ilmu. Urutan ini mengindikasikan tingginya derajat ahli ilmu di sisi Allah. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin, khususnya dalam Kitab Al-‘Ilm (Kitab Ilmu), sangat menekankan hal ini. Beliau menjelaskan bahwa ilmu adalah sifat yang paling mulia, karena ia membedakan manusia dari makhluk lain dan mendekatkannya kepada Allah. Orang yang berilmu adalah pewaris para nabi dan lentera di muka bumi yang menerangi jalan bagi umat. Keutamaan ilmu dan ulama seringkali disebut dalam Al-Qur’an dan hadits, dan Al-Ghazali mengumpulkan banyak dalil untuk menguatkan argumen ini. Baginya, ilmu bukan hanya pengetahuan semata, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang Allah dan ciptaan-Nya, yang mengarah pada rasa takut (khauf) dan takwa.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
اللَّهُ Fa’il (Allah) Allah
تَعَالَى Fi’il madhi (Maha Tinggi) Mahatinggi
﴿يَرْفَعِ Fi’il mudhari’ majzum (mengangkat) Mengangkat
اللَّهُ Fa’il (Allah) Allah
الَّذِينَ Isim maushul (orang-orang yang) Orang-orang yang
آمَنُوا Fi’il madhi (beriman) Beriman
منكم Jar majrur (dari kalian) Dari kalian
والذين Huruf athof (dan), isim maushul (orang-orang yang) Dan orang-orang yang
أُوتُوا Fi’il madhi mabni lil majhul (diberi) Diberi
الْعِلْمَ Maf’ul bih (ilmu) Ilmu
دَرَجَاتٍ﴾ Maf’ul bih tsani/tamyiz (beberapa derajat) Beberapa derajat
قَالَ Fi’il madhi (berkata) Berkata
ابْنُ Fa’il (putra) Ibnu
عَبَّاسٍ Mudhof ilaih (Abbas) Abbas
رَضِيَ Fi’il madhi (semoga meridhai) Semoga meridhai
اللَّهُ Fa’il (Allah) Allah
عَنْهُمَا Jar majrur (atas keduanya) Atas keduanya
لِلْعُلَمَاءِ Jar majrur (bagi para ulama) Bagi para ulama
دَرَجَاتٌ Mubtada’ muakhkhar (beberapa derajat) Beberapa derajat
فَوْقَ Zhorf makan (di atas) Di atas
الْمُؤْمِنِينَ Mudhof ilaih (orang-orang beriman) Orang-orang beriman
بِسَبْعِمِائَةِ Jar majrur (dengan tujuh ratus) Dengan tujuh ratus
دَرَجَةٍ Tamyiz (derajat) Derajat
مَا Naafi’ah (tidak) Tidaklah
بَيْنَ Zhorf makan (antara) Antara
الدَّرَجَتَيْنِ Mudhof ilaih (dua derajat) Dua derajat
مَسِيرَةُ Mubtada’ (perjalanan) Perjalanan
خَمْسِمِائَةِ Mudhof ilaih (lima ratus) Lima ratus
عَامٍ Tamyiz/mudhof ilaih (tahun) Tahun
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى ﴿يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا منكم والذين أوتوا العلم درجات﴾ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا لِلْعُلَمَاءِ دَرَجَاتٌ فَوْقَ الْمُؤْمِنِينَ بِسَبْعِمِائَةِ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ مَسِيرَةُ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Bagi para ulama ada derajat-derajat di atas orang-orang mukmin sebanyak tujuh ratus derajat, jarak antara dua derajat adalah perjalanan lima ratus tahun.”

Penjelasan: Ayat Al-Qur’an ini (QS. Al-Mujadilah: 11) adalah dalil utama tentang keutamaan ahli ilmu. Allah secara eksplisit menyebutkan bahwa Dia mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan lebih lagi orang-orang yang diberi ilmu. Penafsiran Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma semakin memperjelas betapa agungnya kedudukan ulama, dengan menyebutkan perbedaan derajat yang sangat signifikan (700 derajat, dengan jarak antar derajat 500 tahun perjalanan). Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menggunakan ayat ini untuk menegaskan bahwa ilmu bukan sekadar hiasan, tetapi jalan menuju kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Beliau membedakan antara iman dan ilmu; iman adalah dasar, sedangkan ilmu adalah penguat dan penyempurna yang memungkinkan seseorang mencapai tingkat kedekatan yang lebih tinggi dengan Sang Pencipta. Ilmu yang dimaksud Al-Ghazali bukanlah semata-mata hafalan atau pengetahuan duniawi, tetapi ilmu yang membawa pada pengenalan (ma’rifah) akan Allah, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, dan hikmah di balik ciptaan-Nya.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
عز وجل Fi’il madhi (Maha Mulia dan Maha Agung) Maha Mulia dan Maha Agung
﴿قُلْ Fi’il amr (katakanlah) Katakanlah
هَلْ Huruf istifham (apakah) Apakah
يَسْتَوِي Fi’il mudhari’ (sama) Sama
الَّذِينَ Isim maushul (orang-orang yang) Orang-orang yang
يَعْلَمُونَ Fi’il mudhari’ (mereka mengetahui) Mereka mengetahui
وَالَّذِينَ Huruf athof (dan), isim maushul (orang-orang yang) Dan orang-orang yang
لَا Huruf nafi (tidak) Tidak
يَعْلَمُونَ﴾ Fi’il mudhari’ (mereka mengetahui) Mereka mengetahui
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
تَعَالَى Fi’il madhi (Maha Tinggi) Mahatinggi
﴿إِنَّمَا Huruf hashr (sesungguhnya hanyalah) Sesungguhnya hanyalah
يَخْشَى Fi’il mudhari’ (takut) Takut
اللَّهَ Maf’ul bih muqaddam (Allah) Kepada Allah
مِنْ Jar (dari) Dari
عِبَادِهِ Majrur (hamba-hamba-Nya) Hamba-hamba-Nya
الْعُلَمَاءُ﴾ Fa’il muakhkhar (para ulama) Para ulama
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ عز وجل ﴿قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يعلمون والذين لا يعلمون﴾ وَقَالَ تَعَالَى ﴿إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ العلماء﴾ Dan Allah Azza wa Jalla berfirman, “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Dan Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.”

Penjelasan: Dua ayat ini semakin mempertegas perbedaan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Ayat pertama (QS. Az-Zumar: 9) adalah pertanyaan retoris yang jawabannya sudah jelas: tidak ada kesamaan. Ini menunjukkan keunggulan mutlak orang berilmu. Ayat kedua (QS. Fathir: 28) adalah salah satu ayat paling fundamental tentang keutamaan ilmu dan ketakwaan. Allah secara spesifik menyatakan bahwa rasa takut yang hakiki kepada-Nya hanya dimiliki oleh al-‘ulama (para ulama). Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa rasa takut (khauf) ini bukanlah ketakutan biasa, melainkan ketakutan yang timbul dari pengenalan (ma’rifah) akan keagungan Allah, kebesaran-Nya, dan keadilan-Nya. Seseorang tidak akan bisa benar-benar takut kepada Allah tanpa ilmu yang mendalam tentang-Nya. Ilmu inilah yang membuka mata hati untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah, memahami hukum-hukum-Nya, dan menyadari betapa kecilnya diri di hadapan-Nya. Oleh karena itu, bagi Al-Ghazali, ilmu adalah jalan utama menuju takwa dan pengenalan yang benar akan Allah.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
تَعَالَى Fi’il madhi (Maha Tinggi) Mahatinggi
﴿قُلْ Fi’il amr (katakanlah) Katakanlah
كَفَى Fi’il madhi (cukuplah) Cukuplah
بِاللَّهِ Jar majrur (dengan Allah) Dengan Allah
شَهِيدًا Tamyiz (sebagai saksi) Sebagai saksi
بَيْنِي Zhorf makan (antara aku) Antara aku
وَبَيْنَكُمْ Huruf athof (dan), zhorf makan (antara kalian) Dan antara kalian
وَمَنْ Huruf athof (dan), isim maushul (orang yang) Dan orang yang
عِنْدَهُ Zhorf makan (di sisinya), ha’ dhamir (miliknya) Di sisinya
عِلْمُ Mubtada’ muakhkhar (ilmu) Ilmu
الْكِتَابِ﴾ Mudhof ilaih (kitab) Kitab
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
تَعَالَى Fi’il madhi (Maha Tinggi) Mahatinggi
﴿قَالَ Fi’il madhi (berkata) Berkata
الَّذِي Isim maushul (orang yang) Orang yang
عِنْدَهُ Zhorf makan (di sisinya), ha’ dhamir (miliknya) Di sisinya
عِلْمٌ Mubtada’ muakhkhar (ilmu) Ilmu
مِنَ Jar (dari) Dari
الْكِتَابِ Majrur (kitab) Kitab
أَنَا Dhamir munfashil (aku) Aku
آتِيكَ Fi’il mudhari’ (aku akan membawanya kepadamu) Aku akan membawanya kepadamu
بِهِ﴾ Jar majrur (dengannya) Dengannya
تَنْبِيهًا Maf’ul li ajlih (sebagai pemberitahuan) Sebagai pemberitahuan
عَلَى Jar (atas) Atas
أَنَّهُ Huruf taukid wa nashb (bahwasanya dia) Bahwasanya dia
اقْتَدَرَ Fi’il madhi (mampu) Mampu
بِقُوَّةِ Jar majrur (dengan kekuatan) Dengan kekuatan
الْعِلْمِ Mudhof ilaih (ilmu) Ilmu
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ تَعَالَى ﴿قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ﴾ وَقَالَ تَعَالَى ﴿قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ﴾ تَنْبِيهًا عَلَى أَنَّهُ اقْتَدَرَ بِقُوَّةِ الْعِلْمِ Dan Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan kalian, dan orang yang di sisinya ada ilmu Al-Kitab.” Dan Allah Ta’ala berfirman, “Berkata seorang yang di sisinya ada ilmu dari Al-Kitab: ‘Aku akan membawanya kepadamu (singgasana Balqis)’.” Ini sebagai pemberitahuan bahwa ia mampu melakukannya dengan kekuatan ilmu.

Penjelasan: Dua ayat ini (QS. Ar-Ra’d: 43 dan QS. An-Naml: 40) semakin menggarisbawahi kekuatan dan kedudukan ilmu. Ayat pertama menunjukkan bahwa orang yang memiliki ilmu Al-Kitab (Al-Qur’an atau kitab-kitab samawi sebelumnya) adalah saksi kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW bersama dengan Allah. Ini menempatkan mereka pada posisi yang sangat tinggi dalam memahami kebenaran Ilahi. Ayat kedua adalah kisah Nabi Sulaiman dan singgasana Ratu Balqis. Seseorang yang memiliki “ilmu dari Al-Kitab” (yang sebagian ulama menafsirkan sebagai Asif bin Barkhiya, wazir Nabi Sulaiman, yang memiliki ilmu tentang Ismullah Al-A’zham atau ilmu yang sangat khusus) mampu membawa singgasana dalam sekejap mata. Ini adalah demonstrasi kekuatan yang luar biasa yang bersumber dari ilmu, bukan kekuatan fisik atau magis biasa. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin akan menggunakan kisah-kisah seperti ini untuk menunjukkan bahwa ilmu, terutama ilmu tentang rahasia-rahasia Allah dan nama-nama-Nya, memiliki kekuatan yang dahsyat. Ilmu bukan hanya tentang mengetahui fakta, tetapi tentang memahami hakikat sesuatu dan bagaimana menggunakannya sesuai kehendak Allah. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu dapat menghasilkan kemampuan yang melampaui batas-batas normal, yang hanya dapat terjadi karena karunia Allah kepada orang yang berilmu.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (telah berfirman) Dan berfirman
عز وجل Fi’il madhi (Maha Mulia dan Maha Agung) Maha Mulia dan Maha Agung
﴿وَقَالَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (berkata) Dan berkata
الَّذِينَ Isim maushul (orang-orang yang) Orang-orang yang
أُوتُوا Fi’il madhi mabni lil majhul (diberi) Diberi
الْعِلْمَ Maf’ul bih (ilmu) Ilmu
وَيْلَكُمْ Maf’ul bih muqaddam (celakalah kalian) Celakalah kalian
ثَوَابُ Mubtada’ (pahala) Pahala
اللَّهِ Mudhof ilaih (Allah) Allah
خَيْرٌ Khabar (lebih baik) Lebih baik
لِمَنْ Jar majrur (bagi orang yang) Bagi orang yang
آمَنَ Fi’il madhi (beriman) Beriman
وَعَمِلَ Huruf athof (dan), fi’il madhi (beramal) Dan beramal
صَالِحًا﴾ Na’at/Sifat (shalih) Saleh
بَيَّنَ Fi’il madhi (menjelaskan) Menjelaskan
أَنَّ Huruf taukid wa nashb (bahwasanya) Bahwasanya
عِظَمَ Isim anna (keagungan) Keagungan
قَدْرِ Mudhof ilaih (nilai) Nilai
الْآخِرَةِ Mudhof ilaih (akhirat) Akhirat
يُعْلَمُ Fi’il mudhari’ mabni lil majhul (diketahui) Diketahui
بِالْعِلْمِ Jar majrur (dengan ilmu) Dengan ilmu
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ عز وجل ﴿وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا﴾ بَيَّنَ أَنَّ عِظَمَ قَدْرِ الْآخِرَةِ يُعْلَمُ بِالْعِلْمِ Dan Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan berkatalah orang-orang yang diberi ilmu: ‘Celakalah kalian! Pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh’.” Ini menjelaskan bahwa keagungan nilai akhirat diketahui dengan ilmu.

Penjelasan: Ayat ini (QS. Al-Qashash: 80) mengisahkan perkataan para ulama (orang-orang yang diberi ilmu) kepada kaumnya yang terbuai oleh kekayaan Qarun. Saat Qarun tampil dengan segala kemegahannya, orang-orang yang hanya melihat dunia berkata, “Seandainya kami mempunyai seperti yang dipunyai Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Namun, para ulama memberikan peringatan keras, “Celakalah kalian! Pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.” Ini menunjukkan bahwa pandangan orang berilmu jauh melampaui duniawi. Mereka mampu melihat keagungan akhirat dan nilai yang kekal, yang tidak dapat dilihat oleh orang awam yang hanya terpikat pada gemerlap dunia. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin sering mengulangi poin ini. Menurutnya, salah satu buah terpenting dari ilmu adalah bashirah (mata hati) yang dengannya seseorang dapat memahami hakikat dunia dan akhirat. Ilmu mengajarkan bahwa kehidupan ini hanyalah sementara, dan pahala Allah di akhirat jauh lebih berharga. Tanpa ilmu, manusia akan terjebak dalam jebakan duniawi dan kehilangan arah menuju kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, ilmu adalah kunci untuk memahami prioritas hidup dan mengarahkan amal perbuatan menuju keridhaan Allah.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

Recent Posts

  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 9)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 8)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 7)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 6)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 5)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 4)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 3)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 2)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 1)
  • PBNU Resmi Kerjasama dengan Kementerian Urusan Islam Kamboja
  • LAZISNU PCINU Turki Resmi Kerjasama dengan UIN Raden Mas Said Surakarta
  • Ada 5 Kader NU Jadi Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Saja?
  • Ihya Ulumuddin: Mengapa Ilmu Merupakan Kunci Kehidupan?
  • Hukum Menonton Konser Musik menurut NU
  • Mengapa Ada Hadits Dhaif dalam Karya Ulama Besar?
  • Apa Itu HYFE XL Prioritas? Ini Pengertian, FUP, dan Realita Kecepatannya
  • Pengertian Render dan Convert: Apa Bedanya dalam Video Editing?
  • Cara Mengatasi Aplikasi Office yang Terus Muncul dan Menerapkan Perubahan Pengaturan Privasi
  • Pixel Launcher Mendapatkan Sentuhan Google Search Baru!
  • Penyebab Aplikasi Wondr BNI Tidak Bisa Dibuka
  • Kode 0425 Daerah Mana? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa Itu SSS CapCut? Pengertian Downloader Video Tanpa Watermark yang Wajib Kalian Tahu
  • Apa Itu Paket GamesMAX Telkomsel? Ini Pengertian dan Fungsinya Bagi Gamers
  • Apa Itu Menu Plus di Google Search? Ini Pengertian dan Fungsinya
  • Apa Itu Lepas Kolpri? Ini Pengertian dan Fenomenanya di Dunia Gaming
  • Apa Itu EmmaUbuntu Debian 6? Pengertian Distro Ringan Berbasis Trixie untuk PC Lawas
  • Apa Itu LocalSend? Pengertian dan Definisi Solusi Transfer File Lintas Platform
  • Apa Itu Microservices Playbook untuk AI Agent? Ini Definisi dan Strategi Penerapannya
  • Apa Itu Firefox AI Engine? Definisi dan Pengertian Strategi Baru Mozilla
  • Apa Itu Toradex Luna SL1680? Definisi System-on-Module dengan Kekuatan AI Terjangkau
  • SparkyLinux 2025-12 ‘Tiamat’ Dirilis dengan Debian Forky, Kernel 6.17
  • Apa Itu SnapScope? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya di Ubuntu
  • Apa Itu Mixxx Versi 2.5.4? Ini Pengertian dan Pembaruannya
  • Linux Kernel 6.19 RC1 Dirilis
  • Ini Dia ESP32 P4: IoT RISC-V dengan Layar AMOLED dan LoRa, Perangkat Handheld Inovatif
  • Apa Itu Update Chat History dan NotebookLM Ultra? Ini Pengertiannya
  • Apa Itu US National Framework for AI? Kepres Donald Trump Bikin Heboh Dunia AI
  • Kenapa Bisnis Properti & Real Estate Harus Pakai AI, Ini Alasannya!
  • BARU! Brave Browser Bakal Bisa Ngerjain Tugas Kalian Secara Otomatis Lewat Agentic AI!
  • Belum Tahu? Google Maps Bakal Makin Canggih Berkat Integrasi Gemini Visual Ini!
  • Siap-Siap! Tahun 2026 Gemini Bakal “Menjajah” Chrome, iPhone, sampai Smartwatch Kalian
  • Kita Bukan Kurang Tools AI, Tapi Kurang Paham Kebutuhan Riil !
  • Claude Code Akuisisi Bun untuk Percepat Pengembangan AI
  • Sam Altman dan Code Red di OpenAI
  • rLLM: Framework Training LLM dengan Reinforcement
  • Apa Itu Serangan Kredensial IAM (IAM Credential Attack)? Ini Pengertian dan Risiko Fatalnya
  • Apa Itu Serangan Malware Kloning Aplikasi? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
  • Serangan Siber Rusia Targetkan Industri Energi: Sandworm Mengintai
  • Apa Itu Video PT Pabrik Brebes Viral? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa itu Data Breach Coupang? Pengertian dan Kronologi Kebocoran Data Terbesar di Korea Selatan
  • Apa Itu CVE-2018-4063? Pengertian Celah Keamanan Sierra Wireless AirLink yang Masuk Katalog CISA
  • Apa Itu Ashen Lepus? Kelompok Peretas yang Mengincar Instansi Pemerintah Timur Tengah
  • Pengertian Vulnerability WebKit Apple Terbaru: Apa Itu CVE-2025-43529 dan CVE-2025-14174?
  • Apa Itu Fake OSINT? Definisi dan Bahaya Repositori GitHub Palsu
  • Apa Itu GenAI Browser Security? Ini Definisi dan Strategi Pengamanannya

Categories

  • Akhlaq lil Banin
  • Alala
  • Bahtsul Masail
  • Cerita
  • Download
  • Idhotun Nasyiin
  • Ihya Ulumuddin
  • Jurumiyah
  • Ke-NU-an
  • Nashoihul Ibad
  • Pendidikan
  • PKB
  • Tokoh
©2025 surauEMKA | Design: Newspaperly WordPress Theme