Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Dua sifat yang tidak akan ada pada seorang munafik: penampilan yang baik dan pemahaman (ilmu) dalam agama.”
Penjelasan: Hadits ini menegaskan dua ciri utama yang membedakan seorang mukmin sejati dari munafik: “Husnu Samt” (penampilan/perilaku yang baik) dan “Fiqh fid Din” (pemahaman yang mendalam dalam agama). Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, khususnya pada bagian Kitab Al-‘Ilm, banyak membahas tentang hakikat ilmu (fiqh) yang sejati. Menurut beliau, ilmu yang dimaksud bukanlah sekadar hafalan atau pengetahuan lahiriah tentang syariat, melainkan ilmu yang membuahkan rasa takut kepada Allah, membawa pada akhlak yang mulia, dan mendorong pada amal saleh. Pemahaman agama yang benar akan membentuk perilaku seseorang menjadi lurus dan sesuai dengan tuntunan syariat, baik dalam aspek lahiriah maupun batiniah. Munafik, sebaliknya, cenderung memiliki penampilan yang berbeda antara lahir dan batin, serta pemahaman agamanya hanya sebatas lisan tanpa meresap ke dalam hati.
Teks Bahasa Arab
I’rob per kata (bahasa)
Arti Kata
وَلَا
Huruf ‘athaf, huruf nahi (larangan)
Dan janganlah
تَشُكَّنَّ
Kata kerja mudhari’ majzum dengan sukun (asalnya), di-taukid dengan nun taukid tsaqilah, fa’ilnya anta (tersembunyi)
Kamu ragukan
فِي
Huruf jar
Dalam
الْحَدِيثِ
Isim majrur dengan kasrah
Hadits
لِنِفَاقِ
Huruf jar (lam ta’lil), isim majrur dengan kasrah
Karena kemunafikan
بَعْضِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah
Sebagian
فُقَهَاءِ
Isim jamak taksir, majrur dengan kasrah
Para fuqaha (ahli fikih)
الزَّمَانِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Masa (ini)
فَإِنَّهُ
Huruf fa’ (penghubung), inna (huruf nasikh), ha’ (isim inna)
Karena sesungguhnya dia (hadits itu)
مَا
Huruf nafi’
Tidak
أَرَادَ
Kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dia maksudkan
بِهِ
Huruf jar, ha’ (majrur)
Dengan itu
الْفِقْهَ
Isim mufrad, maf’ul bih, mansub dengan fathah
Ilmu fikih
الَّذِي
Isim maushul
Yang
ظَنَنْتَهُ
Kata kerja lampau, fa’ilnya ta’ (anta), ha’ (maf’ul bih)
Kamu sangka itu
وَسَيَأْتِي
Huruf wau ‘athaf, sin (untuk masa depan), ya’ti (kata kerja mudhari’)
Dan janganlah kamu ragu terhadap hadits ini karena kemunafikan sebagian ahli fikih zaman ini, karena sesungguhnya (Nabi) tidak bermaksud dengan itu fikih yang kamu sangka, dan akan datang (penjelasan) makna fikih (yang sebenarnya).
Penjelasan: Bagian ini adalah peringatan penting agar tidak meragukan kebenaran ajaran Nabi ﷺ hanya karena melihat kemunafikan atau penyimpangan perilaku dari sebagian orang yang menyandang gelar “faqih” (ahli fikih) di suatu masa. Imam Al-Ghazali sangat keras mengkritik para ‘ulama su” (ulama jahat) atau ‘ulama dunia’ yang menjadikan ilmu sebagai alat untuk mencari kemuliaan dunia, harta, dan kekuasaan. Dalam Kitab Al-‘Ilm di Ihya’ Ulumiddin, beliau membedakan antara ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan seseorang kepada Allah, membersihkan hati, dan memperbaiki akhlak. Sedangkan ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu yang hanya menghiasi lisan, memperbanyak perdebatan, dan tidak membuahkan ketakutan kepada Allah. Konteks “fikih yang kamu sangka” merujuk pada pemahaman sempit tentang fikih sebagai sekadar hukum-hukum lahiriah atau argumen-argumen retoris, tanpa esensi spiritual dan etika. Al-Ghazali menegaskan bahwa fikih yang sejati jauh lebih dalam dari itu, dan akan dijelaskan lebih lanjut.
Teks Bahasa Arab
I’rob per kata (bahasa)
Arti Kata
وَأَدْنَى
Huruf ‘athaf, isim tafdhil, mubtada’
Dan serendah-rendahnya
دَرَجَاتِ
Isim jamak muannats salim, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Derajat
الْفَقِيهِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Ahli fikih
أَنْ
Huruf mashdariyah
Bahwa
يَعْلَمَ
Kata kerja mudhari’ mansub dengan fathah, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dia mengetahui
أَنَّ
Huruf nasikh
Bahwa sesungguhnya
الْآخِرَةَ
Isim an’na, mansub dengan fathah
Akhirat
خَيْرٌ
Khabar an’na, marfu’ dengan dhammah
Lebih baik
مِنَ
Huruf jar
Dari
الدُّنْيَا
Isim majrur dengan kasrah muqaddarah
Dunia
وَهَذِهِ
Huruf ‘athaf, ha’ (tanbih), dzih (isim isyarah)
Dan ini
الْمَعْرِفَةُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, badal dari hadzihi
Pengetahuan/makrifat
إِذَا
Huruf syarat (zaman)
Apabila
صَدَقَتْ
Kata kerja lampau, ta’ ta’nits, fa’ilnya tersembunyi (hiya)
Jujur/benar
وَغَلَبَتْ
Huruf ‘athaf, kata kerja lampau, ta’ ta’nits, fa’ilnya tersembunyi (hiya)
Dan serendah-rendahnya derajat seorang ahli fikih adalah bahwa dia mengetahui bahwa akhirat itu lebih baik daripada dunia. Dan pengetahuan ini, jika benar dan menguasai dirinya, niscaya dia akan terbebas darinya dari kemunafikan dan riya’.
Penjelasan: Al-Ghazali menjelaskan bahwa esensi “fikih” yang paling mendasar adalah kesadaran akan prioritas akhirat atas dunia. Ini adalah maqam (kedudukan) minimal bagi seorang yang disebut fakih sejati. Pengetahuan ini bukan hanya informasi di otak, melainkan keyakinan yang menghujam dalam hati sehingga memengaruhi seluruh tindakan dan keputusan. Jika keyakinan ini benar (shadaqat) dan mendominasi (ghalabat) hati seseorang, maka ia akan terbebas dari kemunafikan (perbedaan antara yang lahir dan batin) dan riya’ (melakukan amal untuk pujian manusia). Dalam Ihya’ Ulumiddin, Al-Ghazali secara konsisten menekankan pentingnya muhasabah an-nafs (introspeksi diri) dan membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin seperti riya’, ‘ujub, dan nifaq. Kesadaran akan keutamaan akhirat adalah fondasi untuk membangun spiritualitas yang kuat dan ikhlas dalam beramal.
Teks Bahasa Arab
I’rob per kata (bahasa)
Arti Kata
وَقَالَ
Huruf ‘athaf, kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dan bersabda
ﷺ
Sallallallahu ‘alaihi wasallam (Doa untuk Nabi)
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepadanya
أَفْضَلُ
Isim tafdhil, mubtada’
Paling utama
النَّاسِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Manusia
الْمُؤْمِنُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, khabar
Orang mukmin
الْعَالِمُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, na’at
Yang alim (berilmu)
الَّذِي
Isim maushul
Yang
إِنْ
Huruf syarat
Jika
احْتِيجَ
Kata kerja lampau majhul (pasif), naibul fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dibutuhkan
إِلَيْهِ
Huruf jar, ha’ (majrur)
Kepadanya
نَفَعَ
Kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dia memberi manfaat
وَإِنِ
Huruf ‘athaf, huruf syarat
Dan jika
اسْتُغْنِيَ
Kata kerja lampau majhul (pasif), naibul fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dicukupkan
عَنْهُ
Huruf jar, ha’ (majrur)
Darinya
أَغْنَى
Kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dia mencukupi
نَفْسَهُ
Isim mufrad, maf’ul bih, mansub dengan fathah, ha’ (mudhaf ilaih)
Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Manusia yang paling utama adalah mukmin yang berilmu, yang jika dibutuhkan, dia memberi manfaat; dan jika tidak dibutuhkan, dia mencukupi dirinya sendiri.”
Penjelasan: Hadits ini menggambarkan profil ideal seorang mukmin yang berilmu: seorang yang proaktif dalam memberi manfaat kepada sesama ketika dibutuhkan, namun juga mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain ketika kebutuhannya tidak mendesak. Sifat ini menunjukkan keseimbangan antara altruisme dan kemandirian. Al-Ghazali sangat menghargai ilmu yang bersifat amaliah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dalam Ihya’ Ulumiddin, beliau berulang kali menekankan bahwa ilmu yang sebenarnya adalah ilmu yang diamalkan dan membawa manfaat. Seorang ‘alim sejati tidak hanya menguasai teori, tetapi juga menjadi teladan dalam perilaku dan sumber kebaikan bagi lingkungannya. Kemandirian yang dimaksud juga mencakup kemandirian jiwa dari ketergantungan pada pujian atau pengakuan manusia.
Teks Bahasa Arab
I’rob per kata (bahasa)
Arti Kata
وَقَالَ
Huruf ‘athaf, kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dan bersabda
ﷺ
Sallallallahu ‘alaihi wasallam (Doa untuk Nabi)
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepadanya
الْإِيمَانُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, mubtada’
Iman
عُرْيَانٌ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, khabar
Telanjang
وَلِبَاسُهُ
Huruf ‘athaf, isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, ha’ (mudhaf ilaih), mubtada’
Dan pakaiannya
التَّقْوَى
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah muqaddarah, khabar
Takwa
وَزِينَتُهُ
Huruf ‘athaf, isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, ha’ (mudhaf ilaih), mubtada’
Dan perhiasannya
الْحَيَاءُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, khabar
Malu
وَثَمَرَتُهُ
Huruf ‘athaf, isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, ha’ (mudhaf ilaih), mubtada’
Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Iman itu telanjang, pakaiannya adalah takwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu.”
Penjelasan: Hadits ini menggunakan metafora yang indah untuk menjelaskan komponen-komponen penting dalam iman. Iman yang “telanjang” di sini mungkin berarti iman yang masih polos, belum sempurna, dan rentan tanpa penyempurna. “Pakaiannya adalah takwa” menunjukkan bahwa takwa (melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya) adalah yang melindungi dan menutupi iman, menjaganya dari kerusakan. Takwa adalah perwujudan iman dalam tindakan. “Perhiasannya adalah malu” (al-haya’) menunjukkan bahwa sifat malu dari hal-hal yang buruk dan memalukan adalah keindahan moral bagi iman. Malu mencegah seseorang dari perbuatan dosa dan mendorongnya pada kebaikan. “Buahnya adalah ilmu” (al-‘ilm) mengindikasikan bahwa ilmu yang sejati adalah hasil dari iman yang kuat, takwa, dan rasa malu. Ilmu di sini bukan sekadar pengetahuan, melainkan hikmah yang dihasilkan dari praktik keimanan yang mendalam, yang kemudian membuahkan pemahaman yang lebih dalam tentang Allah dan syariat-Nya. Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin berulang kali mengaitkan ilmu dengan takwa dan amal. Beliau menjelaskan bahwa ilmu yang benar akan mendorong takwa, dan takwa akan membersihkan hati sehingga ilmu dapat lebih meresap dan membuahkan hikmah. Tanpa takwa dan amal, ilmu bisa menjadi beban atau bahkan bencana.
Teks Bahasa Arab
I’rob per kata (bahasa)
Arti Kata
وَقَالَ
Huruf ‘athaf, kata kerja lampau, fa’ilnya tersembunyi (هُوَ)
Dan bersabda
ﷺ
Sallallallahu ‘alaihi wasallam (Doa untuk Nabi)
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepadanya
أَقْرَبُ
Isim tafdhil, mubtada’
Paling dekat
النَّاسِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Manusia
مِنْ
Huruf jar
Dari
دَرَجَةِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah
Derajat
النُّبُوَّةِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Kenabian
أَهْلُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, khabar
Adalah orang-orang
الْعِلْمِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Yang berilmu
وَالْجِهَادِ
Huruf ‘athaf, isim mufrad, majrur dengan kasrah
Dan jihad
أَمَّا
Huruf syarat (tafsil)
Adapun
أَهْلُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, mubtada’
Orang-orang
الْعِلْمِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Yang berilmu
فَدَلُّوا
Huruf fa’ (penghubung), kata kerja lampau, fa’ilnya wau jama’
Maka mereka menunjukkan
النَّاسَ
Isim jamak taksir, maf’ul bih, mansub dengan fathah
Manusia
عَلَى
Huruf jar
Atas
مَا
Isim maushul
Apa yang
جَاءَتْ
Kata kerja lampau, ta’ ta’nits
Datang
بِهِ
Huruf jar, ha’ (majrur)
Dengan itu
الرُّسُلُ
Isim jamak taksir, fa’il, marfu’ dengan dhammah
Para rasul
وَأَمَّا
Huruf ‘athaf, huruf syarat (tafsil)
Dan adapun
أَهْلُ
Isim mufrad, marfu’ dengan dhammah, mubtada’
Orang-orang
الْجِهَادِ
Isim mufrad, majrur dengan kasrah, mudhaf ilaih
Jihad
فَجَاهَدُوا
Huruf fa’ (penghubung), kata kerja lampau, fa’ilnya wau jama’
Maka mereka berjihad
بِأَسْيَافِهِمْ
Huruf jar, isim jamak taksir, majrur dengan kasrah, ha’ (mudhaf ilaih)
Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Manusia yang paling dekat dengan derajat kenabian adalah orang-orang yang berilmu dan berjihad. Adapun orang-orang yang berilmu, maka mereka menunjukkan manusia kepada apa yang dibawa oleh para rasul. Dan adapun orang-orang yang berjihad, maka mereka berjihad dengan pedang-pedang mereka atas apa yang dibawa oleh para rasul.”
Penjelasan: Hadits ini menempatkan para ulama (‘ahlul ‘ilm’) dan para mujahid (‘ahlul jihad’) pada posisi yang sangat mulia, bahkan dekat dengan derajat kenabian. Ini karena peran mereka yang fundamental dalam melanjutkan misi para nabi. Para ulama mewarisi peran nabi dalam tabyin (menjelaskan) dan irshad (memberi petunjuk) kepada manusia tentang wahyu Allah. Mereka adalah penerus dalam menyampaikan ilmu, hikmah, dan syariat yang dibawa oleh para rasul. Al-Ghazali sangat menghargai peran ulama yang hakiki sebagai pewaris nabi. Dalam mukadimah Ihya’ Ulumiddin, beliau menegaskan bahwa ulama adalah orang-orang yang membawa obor kebenaran setelah para nabi, membimbing umat dari kesesatan. Namun, beliau juga sangat kritis terhadap ulama yang menyimpang. Para mujahid mewarisi peran nabi dalam himayah (melindungi) dan iqamah (menegakkan) syariat Allah di muka bumi, melawan segala bentuk kezaliman dan penyimpangan dengan kekuatan fisik jika diperlukan. Kedua kelompok ini, dengan cara mereka masing-masing, berjuang untuk menegakkan risalah kenabian. Ilmu tanpa jihad (dalam arti luas, termasuk jihad nafsu dan jihad dakwah) akan mandul, dan jihad tanpa ilmu akan buta arah. Al-Ghazali mengintegrasikan kedua aspek ini dalam konsepnya tentang jalan menuju Allah, di mana ilmu adalah penerang dan amal (termasuk jihad) adalah geraknya.