Skip to content

surauEMKA

مَا زِلتَ طالبًا

Menu
  • Home
  • Pendidikan
  • Ke-NU-an
  • Bahtsul Masail
  • PKB
  • Kitab Kuning
    • Ihya Ulumuddin
    • Nashoihul Ibad
    • Idhotun Nasyiin
    • Jurumiyah
    • Alala
    • Akhlaq lil Banin
Menu
Ihya Ulumuddin

Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 9)

Posted on October 31, 2025December 17, 2025 by Pengging Suluhbumi
Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Fi’il madhi Dan berkata
أَبُو الْأَسْوَدِ Fa’il Abu Al-Aswad
لَيْسَ Fi’il naqish Tidak ada
شَيْءٌ Isim laysa Sesuatu
أَعَزَّ Khabar laysa Lebih mulia
مِنَ Harf jar Daripada
الْعِلْمِ Isim majrur Ilmu
الْمُلُوكُ Mubtada’ Para raja
حُكَّامٌ Khabar Penguasa
عَلَى Harf jar Atas
النَّاسِ Isim majrur Manusia
وَالْعُلَمَاءُ Mubtada’ Dan para ulama
حُكَّامٌ Khabar Penguasa
عَلَى Harf jar Atas
الْمُلُوكِ Isim majrur Para raja
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ أَبُو الْأَسْوَدِ: لَيْسَ شَيْءٌ أَعَزَّ مِنَ الْعِلْمِ، الْمُلُوكُ حُكَّامٌ عَلَى النَّاسِ، وَالْعُلَمَاءُ حُكَّامٌ عَلَى الْمُلُوكِ. Abu Al-Aswad berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dari ilmu. Para raja adalah penguasa atas manusia, dan para ulama adalah penguasa atas para raja.”

Penjelasan:
Perkataan Abu Al-Aswad ini menyoroti ketinggian derajat ilmu dan ulama. Ilmu menempatkan seseorang pada posisi yang mulia, bahkan lebih mulia dari kekuasaan duniawi. Para ulama, dengan ilmu yang mereka miliki, memiliki otoritas moral dan intelektual yang bahkan dapat membimbing dan mengoreksi para penguasa. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, khususnya dalam Kitab Ilmu, sangat menekankan pentingnya ilmu sebagai jalan menuju Allah dan kebahagiaan abadi. Beliau menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya yang membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kebenaran. Dalam pandangan Al-Ghazali, ulama sejati adalah mereka yang ilmunya diikuti dengan ketakwaan dan amal shalih, sehingga mereka menjadi pewaris para nabi dalam membimbing umat.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَقَالَ Fi’il madhi Dan berkata
ابْنُ عَبَّاسٍ Fa’il Ibnu Abbas
رَضِيَ Fi’il madhi Semoga Allah meridhai
اللَّهُ Fa’il Allah
عَنْهُمَا Harf jar dan dhamir Keduanya
خُيِّرَ Fi’il madhi majhul Diberi pilihan
سُلَيْمَانُ Na’ibul fa’il Sulaiman
بْنُ دَاوُدَ Mudhaf ilaih Putra Daud
عَلَيْهِمَا Harf jar dan dhamir Atas keduanya
السَّلَامُ Na’atul majrur Keselamatan
بَيْنَ Zharf makan Antara
الْعِلْمِ Mudhaf ilaih Ilmu
وَالْمَالِ Ma’thuf Dan harta
وَالْمُلْكِ Ma’thuf Dan kekuasaan
فَاخْتَارَ Fa’il dan fi’il madhi Maka ia memilih
الْعِلْمَ Maf’ul bih Ilmu
فَأُعْطِيَ Fa’il dan fi’il madhi majhul Maka ia diberi
الْمَالَ Maf’ul bih Harta
وَالْمُلْكَ Ma’thuf Dan kekuasaan
مَعَهُ Zharf makan dan dhamir Bersamanya
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: خُيِّرَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ بَيْنَ الْعِلْمِ وَالْمَالِ وَالْمُلْكِ، فَاخْتَارَ الْعِلْمَ، فَأُعْطِيَ الْمَالَ وَالْمُلْكَ مَعَهُ. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sulaiman bin Daud ‘alaihimassalam diberi pilihan antara ilmu, harta, dan kekuasaan, lalu ia memilih ilmu, maka ia diberi harta dan kekuasaan bersamanya.”

Penjelasan:
Kisah Nabi Sulaiman ini mengilustrasikan keutamaan ilmu di atas segalanya. Dengan memilih ilmu, Nabi Sulaiman tidak hanya mendapatkan apa yang ia pilih, tetapi juga dianugerahi hal-hal lain yang sebelumnya ia tinggalkan, yaitu harta dan kekuasaan. Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah kunci untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat. Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin sering kali mengemukakan bahwa ilmu, khususnya ilmu yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah, adalah sebaik-baik karunia. Ilmu memungkinkan seseorang untuk mengenal Tuhannya, memahami syariat-Nya, dan mengelola kehidupan dengan bijaksana. Sebagaimana Nabi Sulaiman, seorang yang berilmu akan memiliki hikmah dalam mengelola harta dan kekuasaan, sehingga semuanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan justru menjauhkan.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَسُئِلَ Fi’il madhi majhul Dan ditanya
ابْنُ الْمُبَارَكِ Na’ibul fa’il Ibnu Al-Mubarak
مَنِ Isim istifham Siapakah
النَّاسُ Isim istifham Manusia (sesungguhnya)?
فَقَالَ Fa’il dan fi’il madhi Maka ia berkata
الْعُلَمَاءُ Khabar Para ulama
قِيلَ Fi’il madhi majhul Dikatakan
فَمَنِ Fa’il dan isim istifham Siapakah
الْمُلُوكُ Isim istifham Para raja (sesungguhnya)?
قَالَ Fi’il madhi Ia berkata
الزُّهَّادُ Khabar Para zahid
قِيلَ Fi’il madhi majhul Dikatakan
فَمَنِ Fa’il dan isim istifham Siapakah
السَّفَلَةُ Isim istifham Orang-orang rendah (hina)?
قَالَ Fi’il madhi Ia berkata
الَّذِينَ Isim maushul Orang-orang yang
يَأْكُلُونَ Fi’il mudhari’ Makan
الدُّنْيَا Maf’ul bih Dunia
بِالدِّينِ Harf jar dan isim majrur Dengan agama
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَسُئِلَ ابْنُ الْمُبَارَكِ: مَنِ النَّاسُ؟ فَقَالَ: الْعُلَمَاءُ. قِيلَ: فَمَنِ الْمُلُوكُ؟ قَالَ: الزُّهَّادُ. قِيلَ: فَمَنِ السَّفَلَةُ؟ قَالَ: الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ. Ibnu Al-Mubarak ditanya: “Siapakah manusia (sesungguhnya)?” Ia menjawab: “Para ulama.” Dikatakan: “Siapakah para raja (sesungguhnya)?” Ia menjawab: “Para zahid.” Dikatakan: “Siapakah orang-orang rendah (hina)?” Ia menjawab: “Orang-orang yang mencari dunia dengan agama.”

Penjelasan:
Jawaban Ibnu Al-Mubarak ini memberikan definisi yang mendalam tentang siapa yang patut disebut “manusia sejati,” “raja sejati,” dan “orang rendah.” Ia menempatkan para ulama sebagai “manusia” karena merekalah yang mewujudkan esensi kemanusiaan melalui ilmu dan hikmah. Para zahid (orang-orang yang tidak terikat pada dunia) disebut “raja” karena mereka memiliki kekayaan batin dan kemerdekaan dari hawa nafsu duniawi yang melebihi kekuasaan lahiriah para raja. Sementara itu, “orang-orang rendah” adalah mereka yang menyalahgunakan agama untuk kepentingan duniawi. Imam Al-Ghazali sangat mengkritik ulama su’ (ulama jahat) yang menggunakan ilmu mereka untuk mengumpulkan kekayaan atau kedudukan duniawi, seperti yang dijelaskan dalam Ihya Ulumuddin. Beliau menekankan bahwa ilmu haruslah menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari keuntungan duniawi. Para zahid, dalam pandangan Al-Ghazali, adalah teladan dalam melepaskan diri dari belenggu dunia, sehingga hati mereka bebas untuk fokus pada akhirat.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
وَلَمْ Harf jazm Dan tidak
يَجْعَلْ Fi’il mudhari’ majzum Ia menjadikan
غَيْرَ Maf’ul bih Selain
الْعَالِمِ Mudhaf ilaih Orang berilmu
مِنَ Harf jar Dari
النَّاسِ Isim majrur Manusia
لِأَنَّ Harf nasb Karena
الْخَاصِّيَّةَ Isim inna Kekhususan
الَّتِي Isim maushul Yang
يَتَمَيَّزُ Fi’il mudhari’ Membedakan
بِهَا Harf jar dan dhamir Dengannya
النَّاسُ Fa’il Manusia
عَنْ Harf jar Dari
سَائِرِ Mudhaf ilaih Seluruh
الْبَهَائِمِ Mudhaf ilaih Hewan ternak
هُوَ Dhamir fasl Itu adalah
الْعِلْمُ Khabar Ilmu
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
وَلَمْ يَجْعَلْ غَيْرَ الْعَالِمِ مِنَ النَّاسِ؛ لِأَنَّ الْخَاصِّيَّةَ الَّتِي يَتَمَيَّزُ بِهَا النَّاسُ عَنْ سَائِرِ الْبَهَائِمِ هُوَ الْعِلْمُ. Ia tidak menjadikan selain orang berilmu sebagai manusia; karena kekhususan yang membedakan manusia dari seluruh hewan adalah ilmu.

Penjelasan:
Paragraf ini mengukuhkan pandangan bahwa ilmu adalah esensi kemanusiaan. Tanpa ilmu, manusia tidak berbeda jauh dari hewan. Ilmu adalah karunia ilahi yang memampukan manusia untuk berpikir, merenung, memahami, dan mengenal Tuhannya, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengenal Allah (ma’rifatullah) dan beribadah kepada-Nya. Ilmu adalah sarana utama untuk mencapai tujuan ini. Tanpa ilmu, manusia akan hidup dalam kegelapan kebodohan dan tidak mampu memenuhi tujuan penciptaannya. Oleh karena itu, mencari ilmu menjadi kewajiban bagi setiap Muslim, karena dengan ilmu itulah manusia dapat mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan sejati.

Teks Bahasa Arab I’rob per kata (bahasa) Arti Kata
فَالْإِنْسَانُ Fa’il dan isim Maka manusia
إِنْسَانٌ Khabar Adalah manusia
بِمَا Harf jar dan isim maushul Dengan apa yang
هُوَ Dhamir munfashil Ia
شَرِيفٌ Sifat Mulia
لِأَجْلِهِ Harf jar dan mudhaf ilaih Karena itu
وَلَيْسَ Fi’il naqish Dan bukan
ذَلِكَ Isim isyarah Itu
بِقُوَّةِ Harf jar dan isim majrur Dengan kekuatan
شَخْصِهِ Mudhaf ilaih Dirinya
فَإِنَّ Harf nasb Karena
الْجَمَلَ Isim inna Unta
أَقْوَى Khabar inna Lebih kuat
مِنْهُ Harf jar dan dhamir Darinya
وَلَا Harf ‘athaf Dan bukan
بِعَظْمِهِ Harf jar dan isim majrur Dengan ukurannya
فَإِنَّ Harf nasb Karena
الْفِيلَ Isim inna Gajah
أَعْظَمُ Khabar inna Lebih besar
مِنْهُ Harf jar dan dhamir Darinya
وَلَا Harf ‘athaf Dan bukan
بِشَجَاعَتِهِ Harf jar dan isim majrur Dengan keberaniannya
فَإِنَّ Harf nasb Karena
السَّبُعَ Isim inna Binatang buas
أَشْجَعُ Khabar inna Lebih berani
مِنْهُ Harf jar dan dhamir Darinya
وَلَا Harf ‘athaf Dan bukan
بِأَكْلِهِ Harf jar dan isim majrur Dengan makannya
فَإِنَّ Harf nasb Karena
الثَّوْرَ Isim inna Sapi jantan
أَوْسَعُ Khabar inna Lebih lebar
بَطْنًا Tamiyiz Perutnya
مِنْهُ Harf jar dan dhamir Darinya
وَلَا Harf ‘athaf Dan bukan
لِيُجَامِعَ Harf jar dan fi’il mudhari’ Untuk bersetubuh
فَإِنَّ Harf nasb Karena
أَخَسَّ Isim inna Yang paling hina
الْعَصَافِيرِ Mudhaf ilaih Dari burung pipit
أَقْوَى Khabar inna Lebih kuat
عَلَى Harf jar Atas
السِّفَادِ Isim majrur Sanggama
مِنْهُ Harf jar dan dhamir Darinya
بَلْ Harf ‘athaf Bahkan
لَمْ Harf jazm Tidak
يُخْلَقْ Fi’il mudhari’ majzum majhul Ia diciptakan
إِلَّا Harf istitsna’ Kecuali
لِلْعِلْمِ Harf jar dan isim majrur Untuk ilmu
Kalimat Arab dengan harokat Arti dalam bahasa Indonesia
فَالْإِنْسَانُ إِنْسَانٌ بِمَا هُوَ شَرِيفٌ لِأَجْلِهِ، وَلَيْسَ ذَلِكَ بِقُوَّةِ شَخْصِهِ؛ فَإِنَّ الْجَمَلَ أَقْوَى مِنْهُ، وَلَا بِعَظْمِهِ؛ فَإِنَّ الْفِيلَ أَعْظَمُ مِنْهُ، وَلَا بِشَجَاعَتِهِ؛ فَإِنَّ السَّبُعَ أَشْجَعُ مِنْهُ، وَلَا بِأَكْلِهِ؛ فَإِنَّ الثَّوْرَ أَوْسَعُ بَطْنًا مِنْهُ، وَلَا لِيُجَامِعَ؛ فَإِنَّ أَخَسَّ الْعَصَافِيرِ أَقْوَى عَلَى السِّفَادِ مِنْهُ، بَلْ لَمْ يُخْلَقْ إِلَّا لِلْعِلْمِ. Maka manusia adalah manusia dengan apa yang ia mulia karenanya, dan itu bukan dengan kekuatan dirinya; karena unta lebih kuat darinya. Bukan pula dengan ukurannya; karena gajah lebih besar darinya. Bukan pula dengan keberaniannya; karena binatang buas lebih berani darinya. Bukan pula dengan makannya; karena sapi jantan lebih lebar perutnya darinya. Bukan pula untuk bersetubuh; karena burung pipit yang paling hina lebih kuat dalam bersetubuh darinya. Bahkan, ia tidak diciptakan kecuali untuk ilmu.

Penjelasan:
Paragraf ini merincikan bahwa kemuliaan manusia tidak terletak pada aspek fisik atau naluriah yang juga dimiliki, bahkan seringkali dilebihi, oleh hewan. Kekuatan, ukuran, keberanian, nafsu makan, dan kemampuan reproduksi adalah sifat-sifat yang tidak secara eksklusif menjadikan manusia mulia. Sebaliknya, yang membedakan dan memuliakan manusia adalah kemampuannya untuk berilmu dan memahami. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin secara konsisten menekankan bahwa akal dan ilmu adalah karunia terbesar Allah kepada manusia, yang membedakannya dari makhluk lain. Ilmu inilah yang memungkinkan manusia untuk mencapai kesempurnaan spiritual, mengenal Allah, dan memahami tujuan keberadaannya. Oleh karena itu, seluruh potensi manusia, baik fisik maupun mental, seharusnya diarahkan untuk mendukung pencarian dan pengamalan ilmu, karena pada hakikatnya, manusia diciptakan untuk tujuan ini.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

Recent Posts

  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 9)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 8)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 7)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 6)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 5)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 4)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 3)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 2)
  • Ihya Ulumiddin Bab Ilmu (Part 1)
  • PBNU Resmi Kerjasama dengan Kementerian Urusan Islam Kamboja
  • LAZISNU PCINU Turki Resmi Kerjasama dengan UIN Raden Mas Said Surakarta
  • Ada 5 Kader NU Jadi Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo, Siapa Saja?
  • Ihya Ulumuddin: Mengapa Ilmu Merupakan Kunci Kehidupan?
  • Hukum Menonton Konser Musik menurut NU
  • Mengapa Ada Hadits Dhaif dalam Karya Ulama Besar?
  • Apa Itu HYFE XL Prioritas? Ini Pengertian, FUP, dan Realita Kecepatannya
  • Pengertian Render dan Convert: Apa Bedanya dalam Video Editing?
  • Cara Mengatasi Aplikasi Office yang Terus Muncul dan Menerapkan Perubahan Pengaturan Privasi
  • Pixel Launcher Mendapatkan Sentuhan Google Search Baru!
  • Penyebab Aplikasi Wondr BNI Tidak Bisa Dibuka
  • Kode 0425 Daerah Mana? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa Itu SSS CapCut? Pengertian Downloader Video Tanpa Watermark yang Wajib Kalian Tahu
  • Apa Itu Paket GamesMAX Telkomsel? Ini Pengertian dan Fungsinya Bagi Gamers
  • Apa Itu Menu Plus di Google Search? Ini Pengertian dan Fungsinya
  • Apa Itu Lepas Kolpri? Ini Pengertian dan Fenomenanya di Dunia Gaming
  • Apa Itu EmmaUbuntu Debian 6? Pengertian Distro Ringan Berbasis Trixie untuk PC Lawas
  • Apa Itu LocalSend? Pengertian dan Definisi Solusi Transfer File Lintas Platform
  • Apa Itu Microservices Playbook untuk AI Agent? Ini Definisi dan Strategi Penerapannya
  • Apa Itu Firefox AI Engine? Definisi dan Pengertian Strategi Baru Mozilla
  • Apa Itu Toradex Luna SL1680? Definisi System-on-Module dengan Kekuatan AI Terjangkau
  • SparkyLinux 2025-12 ‘Tiamat’ Dirilis dengan Debian Forky, Kernel 6.17
  • Apa Itu SnapScope? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya di Ubuntu
  • Apa Itu Mixxx Versi 2.5.4? Ini Pengertian dan Pembaruannya
  • Linux Kernel 6.19 RC1 Dirilis
  • Ini Dia ESP32 P4: IoT RISC-V dengan Layar AMOLED dan LoRa, Perangkat Handheld Inovatif
  • Apa Itu Update Chat History dan NotebookLM Ultra? Ini Pengertiannya
  • Apa Itu US National Framework for AI? Kepres Donald Trump Bikin Heboh Dunia AI
  • Kenapa Bisnis Properti & Real Estate Harus Pakai AI, Ini Alasannya!
  • BARU! Brave Browser Bakal Bisa Ngerjain Tugas Kalian Secara Otomatis Lewat Agentic AI!
  • Belum Tahu? Google Maps Bakal Makin Canggih Berkat Integrasi Gemini Visual Ini!
  • Siap-Siap! Tahun 2026 Gemini Bakal “Menjajah” Chrome, iPhone, sampai Smartwatch Kalian
  • Kita Bukan Kurang Tools AI, Tapi Kurang Paham Kebutuhan Riil !
  • Claude Code Akuisisi Bun untuk Percepat Pengembangan AI
  • Sam Altman dan Code Red di OpenAI
  • rLLM: Framework Training LLM dengan Reinforcement
  • Apa Itu Serangan Kredensial IAM (IAM Credential Attack)? Ini Pengertian dan Risiko Fatalnya
  • Apa Itu Serangan Malware Kloning Aplikasi? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
  • Serangan Siber Rusia Targetkan Industri Energi: Sandworm Mengintai
  • Apa Itu Video PT Pabrik Brebes Viral? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa itu Data Breach Coupang? Pengertian dan Kronologi Kebocoran Data Terbesar di Korea Selatan
  • Apa Itu CVE-2018-4063? Pengertian Celah Keamanan Sierra Wireless AirLink yang Masuk Katalog CISA
  • Apa Itu Ashen Lepus? Kelompok Peretas yang Mengincar Instansi Pemerintah Timur Tengah
  • Pengertian Vulnerability WebKit Apple Terbaru: Apa Itu CVE-2025-43529 dan CVE-2025-14174?
  • Apa Itu Fake OSINT? Definisi dan Bahaya Repositori GitHub Palsu
  • Apa Itu GenAI Browser Security? Ini Definisi dan Strategi Pengamanannya

Categories

  • Akhlaq lil Banin
  • Alala
  • Bahtsul Masail
  • Cerita
  • Download
  • Idhotun Nasyiin
  • Ihya Ulumuddin
  • Jurumiyah
  • Ke-NU-an
  • Nashoihul Ibad
  • Pendidikan
  • PKB
  • Tokoh
©2025 surauEMKA | Design: Newspaperly WordPress Theme