Kepulauan Papua yang saat ini terbagi dalam dua kekuasan wilayah besar di bawah Indonesia dan Papua Nugini memang menyisakan banyak pertanyaan soal migrasi manusia purba modern ke kepulauan eksotis yang pernah menyambung ke benua Australia.
Menurut para ilmuan, sejak 50 ribu tahun lalu, migrasi populasi manusia modern ke Kepulauan Papua mulai berlangsung dengan cara menyeberangi daerah-daerah kepulauan yang ada di Zona Wallacea (sekitar Indonesia Bagian Tengah dan Maluku). Namun, teori ini masih sangat sulit untuk dipertahankan karena minimnya artefak-artefak arkeologis yang bisa dijadikan bukti.
Gludhug A Purnomo dari Adelaide University Australian memaparkan teori diatas dengan menjelaskan lebih dulu tentang Paparan Sahul atau Sahul Shelf) yang kini menyisakan daratan Papua dan Australia. "Ada daerah yang tidak menjadi bagian Sahul maupun Sunda, bernama zona Wallacea, dan ini menjadi geographical barrier. Flora dan fauna di wilayah ini tentu berbeda dan menarik. Menjadi pertanyaan bagaimana dengan kehidupan manusianya di masa itu," ujar Gludhug dalam webinar "Menyingkap Misteri Asal Usul Leluhur Kita" yang diadakan BRIN dan MRIN, Selasa (2/8/2022).
Berdasarkan kajian genetika, ada perubahan pola genetik yang meluas di zona Wallacea sekitar 15 ribu tahun lalu dan 3 ribu tahun lalu, dikarenakan datangnya kelompok migran baru. Kajian ini dipublikasikan di jurnal Genes pada 24 Juni 2021. Gludhug menjadi penulis pertama artikel ini dan ada penulis lainnya yaitu Prof dr Herawati Sudoyo, PhD, peneliti utama Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN).
Banyak bukti arkeologis di Australia memaparkan adanya fosil manusia modern (Homo sapiens) dari Afrika berumur sekitar 50 ribu tahun. Wajar jika muncul hipotesis bahwa disaat periode itu, manusia sudah menyeberangi zona Wallacea hingga ke Papua, yang saat itu masih menjadi bagian dari Paparan Sahul. "Namun penelitian sejarah populasi di Wallacea sangat terbatas. Fokus kami saat ini di zona Wallace yang meliputi Sulawesi, Maluku, Aru, dan lain-lain," ujarnya. Prof dr Herawati Sudoyo, PhD menyebutkan, pendekatan paleogenomik bisa membantu mengungkap mistri ini. Paleogenomik adalah bidang ilmu yang mempelajari materi genetik yang berasal dari sisa-sisa peninggalan organisme purba di masa lampau.
Menurut beliau, rekonstruksi sejarah pemukiman pulau-pulau di Indonesia bisa menggunakan pendekatan genetik. Hal ini akan membantu proses pembuatan kesimpulan tentang timeline waktu kedatangan, ukuran populasi, dan sejarah fluktuasi, serta pola migrasi dan tingkat pencampuran yang dihasilkan.
Belum ada tanggapan untuk "Inilah Teori Migrasi Manusia Purba ke Papua, 50 Ribu Tahun yang Lalu"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.