Tiktok, Nulis Ihya dan Gus Ulil

 Mungkin adalah judul yang sangat aneh, namun seharusnya bisa mewakili apa yang tiba-tiba kami lakukan minggu ini. Ketika menikmati konten di aplikasi Tiktok, kami melihat beberapa kreator yang dengan konsistensinya menulis Alquran sepanjang waktu dia Live di aplikasi asal China ini, dan memantik rasa ingin mengaji 'ihya' secara berbeda dari Gus Ulil minggu ini, menggunakan cara para kreator itu menikmati firman tuhan dengan menulis.

Kami teringat salah satu dawuh guru-guru kami saat di madrasah dulu (tentunya ketika kami tidak tidur waktu itu :) ). Ya, sepanjang hayat, sudah berapa kali khatam kitab suci yang kita baca. Bandingkan, sudah berapa ayat yang kita tulis? adakah itu sudah 10 lembar dari buku Sidu anak SD itu? 

Mulai Menulis

Terinspirasi dari konten tiktok tersebut, dan melihat adanya mushaf cetak-tulis sendiri (quran bi khottil yad), nampaknya akan jadi lebih greget kalau ngaji Ihya nya Gus Ulil kami lakukan dengan menuliskan pada buku lalu memaknainya seperti biasa, alih-alih hanya mantuk-mantuk memegang kitab ihya dan tak berani mengotori dengan tulisan ceker-ayam kami.

Maka kami tulislah, ketik, atur dengan font dan warna yang abu-abu untuk mempermudah menulis Ihya secara bagus.

Silakan unduh dari laman ini, file DOCX siap cetak. Kitab Ihya, di maqra' Fadhilatu ar-Rifq (keutamaan sifat ramah)

Via Google Drive



Video Ngaji Ihya Gus Ulil


Salam malas menulis :)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tiktok, Nulis Ihya dan Gus Ulil"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.